Dari Cangkir Sablon Hingga Souvenir Milik Pak Nono

Dari Cangkir Sablon Hingga Souvenir Milik Pak Nono

News, keldinoyo.malangkota.go.id – Kampung Wisata Keramik Dinoyo lebih kaya akan cerita dari yang mungkin bisa kita bayangkan sebagai sebuah kampung dengan produksi keramik home industry.

Bayangkan saja omset dari kampung keramik ini rata–rata sekitar Rp 180 juta setiap bulannnya.

Baca juga: Informasi Layanan Publik Kelurahan Dinoyo Malang

Untuk harganya sendiri kerajinan keramik ini dibandrol mulai dari harga Rp 10 ribu hingga jutaan tergantung ukuran dan motif yang terdapat dari kerajinan keramik tersebut.

Sementara itu, setiap bulannya para pengrajin disini mampu memproduksi hingga 2000 biji kerajinan keramik dengan model dan motif yang berbeda. Namun, para wisatawan yang datang kebanyakan membawa pulang kerajinan keramik berupa souvenir yang mudah dibawa dan berukuran tidak terlalu besar.

Menyadari peluang tersebut, tidak sedikit pengusaha yang tidak hanya memproduksi keramik tetapi juga menyediakan souvenir untuk pernikahan, wisuda hingga acara besar lainnya.

Hal tersebut juga dialami oleh Nono (44), salah satu pengrajin souvenir yang juga menjual berbagai macam keramik yang diambil dari pabrik yang ada diluar kota.

Baca juga: Berhenti Produksi Keramik 5 Tahun Lalu, Nurul Buka Kerja Sama

Usahanya terdapat di salah satu toko yang tidak hanya sepanjang Jl. Haryono, Kec. Lowokwaru.

Souvenir yang dibuatnya bisa mencapai 100 buah per minggu.

Pesanan yang didapatnya selalu dikirim ke luar kota, seperti Probolonggi, Banyuwangi, dan lain-lain. Usaha ini dirintisnya bersama istri yang terlihat sedang membuat bungkusan souvenir bersama Nono.

Adapun kisaran harga souvenir/keramik tersebut mulai dari harga Rp. 3.000,- hingga ratusan ribu tergantung ukuran dan jenisnya.

Baca juga: Mengenal Suhari, Pekerja Keramik Bersama Istri dan Anak

“Souvenir kalau dipesan dalam jumlah banyak biasanya lebih murah. Sementara keramiknya diambil langsung dari pabrik yang ada di luar kota, untuk harganya mulai dari dari harga Rp. 3.000,- hingga Rp. 10.000,-.” ujarnya ketika ditemui pada Senin, (03/02).

Nono juga menambahkan ada keramik sejenis cangkir yang bisa disablon (ditulis nama dll). Cangkir yang ingin di sablon harganya mulai Rp.15.000/ 1 buahnya.

“Untuk hargacangkir yang ingin disablon bermacam-macam tergantung jenis dan ukurannya, tetapi jika eceran satunya sekitar Rp. 25.000 jika 100 buah cangkir yang ingin di sablon maka harganya Rp.15.000 sampai Rp.30.000/ 1 buahnya”, tutup Nono.

*Pewarta: Anita

Publisher: Tini Pasrin

Berhenti Produksi Keramik 5 Tahun Lalu, Nurul Buka Kerja Sama

Berhenti Produksi Keramik 5 Tahun Lalu, Nurul Buka Kerja Sama

News, keldinoyo.malangkota.go.id – Kampung Wisata Keramik Dinoyo mengalami pergolakan yang cukup signifikan setiap tahun.

Sebut saja Kampung Wisata ini berjaya pada tahun 1953. Menurut catatan, sejarah perkembangan Industri Keramik di Malang bermula tatkala LEPPIN (Lembaga Penyelenggara Perusahaan-Perusahaan Industri Departemen Perindustrian) dibentuk (1953).

Baca juga: Mengenal Suhari, Pekerja Keramik Bersama Istri dan Anak

Sekitar empat tahun kemudian, pabrik keramik Dinoyo berdiri (1957). Pabrik ini mengenalkan sistem produksi slip casting (cetak tuang) dan jiggering (putar tekan) dengan teknologi cukup modern pada zamannya.

Kemudian Pabrik keramik Dinoyo itu tutup sejak tahun 2003. Padahal pabrik yang didirikan pada tahun 1957 itu merupakan salah satu proyek percontohan.

Hal tersebut akhirnya membuat masyarakat membuka usaha home industry.

Pergolakan seperti itu ternyata terjadi juga pada pedagang. Adalah Salah satu usaha produksi keramik dinyatakan tutup sejak lima tahun lalu.

Hal itu diakui oleh pemiliknya sendiri, Nurul yang didatangi pada senin, (03/02).

“Ya benar, usaha produksi keramik ini sudah saya tutup semenjak 5 tahun lalu. Namun meskipun tidak memproduksinya sendiri seperti biasa, saya tetap menjual produk-produk yang ada.

Caranya adalah dengan bekerja sama dengan teman saya. Hal ini sebenarnya sangat disayangkan apalagi dulu usaha ini sudah mulai sejak tahun 1998 dan telah banyak dikenal orang,” ungkapnya.

Nurul menyiasati “vakumnya” produk tersebut dengan cerdas. Berkat hasil kerjasama dengan temannya, hingga kini dia tetap menjual berbagai jenis keramik dan souvenir.

Baca juga: SEJARAH DINOYO

Hasil produk dari keramik ini menjual beragam jenis dan harga. seperti souvenir mulai dari harga Rp. 3000 hingga Rp 50.000.

Tidak akan cukup menguras dompet Anda untuk mendapatkan berbagai bentuk keramik dan souvenir yang berkelas.

Ukiran-ukiran unik hingga bernuansa alami atau souvenir yang memanjakan mata bisa dibawa sebagai oleole buat keluarga atau orang terkasih.

Bahan pokok yang digunakan dalam pembuatan keramik ini yaitu tanah liat putih yang dicampur dengan bermacam bahan lainnya yang memang sudah disediakan oleh pihak Pemerintah Kota Malang termasuk dalam lembaga industri keramik.

Nurul lanjut bercerita, alasan kenapa usaha produksi keramiknya sendiri tutup, padahal sudah lama telah bergelut di bidang tersebut dan bahkan telah banyak memberikan untung yang maksimal untuk kebutuhan sehari-hari.

“Karena dulu itu pekerjanya remaja-remaja yang belum menikah, dan setelah mereka menikah tidak lagi balik bekerja. sedangkan kalau mau mencari karyawan lagi itu susah yang bisa mengerjakan pekerjaan yang telaten seperti ini,” ujarnya.

Sulit menemukan orang yang berkonsisten bekerjalah yang akhirnya membuat Nurul menyiasati agar meskipun tidak memproduksi keramik sendiri, dia bekerjasama dengan pembuat keramik lainnya.

Anda bisa menemukan kisah seru dan menarik lainnya dengan mengunjungi langsung Kampung Wisata Keramik Dinoyo di Jl. Mt Haryono 9 No.336, Dinoyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur.

Anda bisa melihat postingan kami yang lain di Fanpage FB:Kampung Wisata Keramik, Instagram: Wisata Kampung Keramik

Kami menunggu dengan hati terbuka untuk kehadiran Anda bersama keluarga, sahabat dan pasangan!

 

*Pewarta: Barika

Publisher: Tini Pasrin

Mengenal Suhari, Pekerja Keramik Bersama Istri dan Anak

Mengenal Suhari, Pekerja Keramik Bersama Istri dan Anak

News, Malangkota.go.id – Jalan-jalan ke kota Malang tidak terasa lengkap jika belum mampir ke Kampung Wisata Keramik Dinoyo.

Kampung Wisata yang tidak perlu menguras kantong jika ingin mengunjunginya, karena wisatawan tidak akan dikenakan biaya tiket masuk. Menarik bukan?

Layaknya nama yang disandang, masyarakat di wilayah ini sebagian besar bermatapencaharian sebagai pengrajin dan penjual keramik. Sebagian besar warganya membuka home industry.

Baca juga: SEJARAH DINOYO

Tidak heran, jika sepanjang jalan di kampung ini terdapat sederetan toko yang menjajakan berbagai jenis keramik dan souvenir lain dengan harga terjangkau. Masing-masing pemilik usaha memiliki 1-5 pekerja di setiap rumah.

Adalah salah satu pekerja keramik, Bapak Suhari yang telah membaktikan diri bekerja sejak 19 tahun yang lalu. Pria dengan senyum ramah ini bisa ditemui di Jl. Mayjend Haryono Gang X1 no. 473.

Bentuk keramik yang sudah dibuatnya bervariasi. Mulai dari berbentuk kendi, vas bunga, guci, tempat tissue, cangkir dan lain-lain.

Penjualan keramik cantik dan unik tersebut dikirim ke Bali setiap minggunya.

Baca juga: Kelurahan dinoyo

“Ini yang dibuat setiap hari dibikin untuk pesanan ke Bali. Biasanya kami mengirim 1 atau 2 kali seminggu. Kalau musim hujan begini karena keringnya agak susah, jadi dikirim sekali seminggu,” aku Bapak Suhari.

Pria yang berumur 45 tahun tersebut bekerja di bagian percetakan. Sementara untuk desain\pewarnaan keramik akan diserahkan kepada pihak berikutnya.

Keramik yang dicetak per hari tidak main-main, yaitu minimal 200 hingga 300 buah dengan berbagai bentuk. Bahan baku untuk pembuatannya pun didapat dari berbagai daerah.

Sebut saja kaolin, velvet, tuseki, kuarsa dan barelle yang dikelola industri dan hampir semua diimpor dari luar daerah.

Seperti kaolin didatangkan dari Bangka Belitung, barelle dari Kalimantan, velvet dari Purbalingga dan kuarsa dari Sumatera sementara tuseki diproduksi di Malang.

Pria asli Malang Selatan tersebut memutuskan untuk membeli rumah di daerah Tasik Madu bertahun-tahun lalu agar dekat dengan tempat kerjanya.

Bersama istri dan anaknya, mereka bekerja sebagai pengrajin keramik.

“Kami sekeluarga bekerja. Anak saya juga kerja di sini dan istri saya menjaga toko,” katanya sambil menunjuk toko keramik tempat kerja sang istri yang tidak jauh dari tempat kerjanya.

Buat Anda yang membutuhkan rekomendasi untuk pembuatan souvenir lucu dengan harga miring, bisa mendapatkannya dengan mudah di Kampung Wisata Keramik Dinoyo ini.

Masyarakat yang sudah terbiasa menyambut tamu dari dalam dan luar negeri, akan menyambut dengan hangat.

Biasanya, mereka akan siap berbagi cerita sambil mengeringkan keramik atau kegiatan alami lainnya yang mungkin tidak Anda dapatkan di tempat lain.

Anda bisa mendapat informasi seru dan menarik dari kampung tersebut.

Mulai dari tanah liat yang mampu membanjiri pasar luar daerah, souvenir yang dipesan ratusan hingga ribuan untuk acara pernikahan atau cerita horor soal pabrik yang sudah berdiri sejak tahun 1965 dan tidak beroperasi dengan baik sejak 12 tahun lalu dan sensasi-sensasi lain yang tidak boleh Anda lewatkan ketika berkunjung ke kampung ini.

Anda bisa melihat postingan kami yang lain di Fanpage FB:Kampung Wisata Keramik, Instagram: Wisata Kampung Keramik

Kami menunggu dengan hati terbuka untuk kehadiran Anda bersama keluarga, sahabat dan pasangan!

*Pewarta: Tini Pasrin

Publisher: Tini Pasrin